Sejarah dan makna Melasti Pantai sebagai ritual keagamaan telah lama menjadi bagian penting dalam tradisi Hindu di Indonesia. Melasti sendiri berasal dari kata “mala” yang berarti kotoran dan “asti” yang berarti menghilangkan. Sehingga Melasti dapat diartikan sebagai upacara membersihkan diri dari segala dosa dan kotoran.
Ritual Melasti Pantai memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan makna spiritual. Menurut sejarah, ritual ini dimulai sejak zaman kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Pada saat itu, raja dan rakyatnya melakukan upacara Melasti untuk membersihkan diri sebelum memasuki bulan suci Nyepi.
Menurut I Made Geria, seorang ahli agama Hindu dari Bali, Melasti Pantai memiliki makna yang sangat dalam bagi umat Hindu. Ia mengatakan bahwa Melasti adalah bentuk penghormatan kepada dewa-dewa laut dan sungai yang dianggap suci dalam kepercayaan Hindu.
Ritual Melasti Pantai biasanya dilakukan beberapa hari sebelum Hari Raya Nyepi. Para umat Hindu akan berkumpul di pantai-pantai atau sungai-sungai untuk membersihkan diri dan memohon berkah dari para dewa. Mereka membawa bunga, dupa, dan sesaji sebagai tanda penghormatan.
Menurut I Wayan Sudarsana, seorang pendeta Hindu di Bali, Melasti Pantai juga memiliki makna sosial yang penting. Ia mengatakan bahwa ritual ini mengajarkan umat Hindu untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan selalu berhubungan baik dengan alam.
Dalam buku “Ritual dan Upacara Keagamaan Hindu di Indonesia” karya Prof. Dr. I Wayan Ardika, disebutkan bahwa Melasti Pantai adalah salah satu upacara yang paling penting dalam agama Hindu di Indonesia. Upacara ini mencerminkan kesucian dan kesederhanaan dalam menjalani kehidupan.
Dengan demikian, Melasti Pantai bukan hanya sekedar ritual keagamaan biasa, melainkan juga sebagai wujud penghormatan kepada alam dan sebagai sarana untuk membersihkan diri dari segala dosa dan kotoran. Sejarah dan makna Melasti Pantai yang kaya ini patut untuk dilestarikan dan terus dijaga oleh umat Hindu di Indonesia.